Dipimpin oleh Andrey “Dukalis” Kuropatkin sebagai kapten sekaligus hard support, PARIVISION menunjukkan kekuatan yang mengintimidasi. Dukalis, meski tergolong muda, berhasil merancang strategi yang memukau, mengungguli tim-tim besar sepanjang turnamen.
Grand final antara PARIVISION dan Team Liquid menjadi puncak emosi turnamen. Jika harus memilih Most Valuable Player (MVP), nama Volodymyr “No[o]one-” Minenko langsung mencuat.
Dari penggunaan hero seperti Earth Spirit, Invoker, hingga Sniper, No[o]one- menunjukkan performa luar biasa. Salah satu momen paling ikonik adalah ketika Invoker miliknya menggunakan Deafening Blast untuk menggagalkan strategi Liquid, atau Earth Spirit yang secara taktis memisahkan hero musuh saat team fight.
Meski banyak yang meragukan No[o]one- karena usianya yang tak lagi muda, ia membuktikan bahwa pengalaman dan skill tetap relevan di kompetisi tingkat tinggi.
Selain performa individu, keberhasilan PARIVISION juga ditopang oleh draft strategi yang cemerlang. Bahkan ketika Team Liquid mem-banned hero andalan No[o]one-, seperti Invoker, tim ini tetap mampu menyesuaikan diri dengan pilihan hero lainnya.
Namun, kemenangan ini bukan tanpa cela. PARIVISION masih menunjukkan beberapa kelemahan sebagai tim baru. Salah satunya adalah pengambilan keputusan yang kadang terlalu ceroboh, seperti ketika Remco “Crystallis” Arets farming sendirian dengan HP rendah tanpa memeriksa posisi musuh.
Meski begitu, kekompakan tim dan kemampuan adaptasi membuat mereka berhasil melewati tantangan dari tim besar seperti Team Liquid.
Kemenangan di ESL One Bangkok 2024 adalah batu loncatan besar bagi PARIVISION. Dengan pembuktian ini, mereka siap bersaing dengan tim-tim elite seperti Team Falcons dan BetBoom Team.
Tim ini masih memiliki ruang untuk tumbuh dan memperbaiki kekurangan mereka. Dengan potensi yang terlihat sejauh ini, tak diragukan lagi PARIVISION bisa menjadi salah satu raksasa baru di dunia Dota 2.
Mengapa Kemenangan Ini Penting?